Sabtu, 08 Juni 2013

Teori masuknya islam di indonesia



  1. A.      Kedatangan Islam Di Indonesia
Banyak teori yang menjelaskan mengenai kedatangan islam di Indonesia, baik dari sisi waktu, pembawa, tempat, dan cara atau metode yang dipergunakan. Ada teori yang mengatakan bahwa islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M/ abad ke-11 H, dan langsung dari Arab atau Persia.namun ada pula yang mengatakan bahwa islam masuk ke Indonesia baru terjadi pada abad ke-11 M/ 5 H. bahkan ada yang berpendapat Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M dan berasal dari Gujarat atau India. Teori-teori tersebut memiliki landasan dan argument masing masing, sehingga antara satu teori dengan teori teori lainnya sebenarnya tidak bertentangan, melainkan menjadi pelengkap dari berbagai teori yang ada.
Berdasarkan teori-teori tersebut dapat dipahami bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa periode. Periode pertama (abad ke-7 hingga abad ke-12 M), merupakan awal kedatangan dan pembentukan komunitas muslim, terutama para pedagang muslim. Karena itu penyebaran Islam juga masih terbatas. Para penyebar Islam ini berasal dari negri-negri Islam, baik dari Timur Tengah maupun di India. Pada umumnya mereka adalah para saudagar kaya yang juga bertindak sebagai juru dakwah.
Sementara periode kedua (abad ke-13 hingga abad ke 16 M), merupakan kelanjutan dari penyebaran Islam awal. Karena itu pula, pada periode ini penyebaran agama Islam telah meluas, bahkan sudah membentuk kekuatan sosial politik yang mengambil bentuk kerajaan-kerajaan Islam.
  1. B.       Penyebaran Islam Di Indonesia
Dalam penyebaran Islam di Indonesia terdapat beberapa cara atau metode yang dipergunakan, antara lain yaitu:
  1. 1.    Perdagangan
Pada tahap awal, saluran yang dipergunakan dalam proses islamisasi di Indonesia adalah perdagangan. Hal ini dapat diketahui melalui adanya kesibukan lalulintas perdagangan pada abad ke-7 M hingga abad ke-16 M yang melibatkan banyak bangsa-bangsa di dunia, termasuk bangsa Arab, Persia, India, Cina, dan sebagainya. Mereka turut ambil bagian dalam perdagangan di negri-negri bagian Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia. Pada beberapa tempat, para penguasa jawa yang menjabat sebagai bupati-bupati majapahit yang ditempatkan di pesisir pulau Jawa banyak yang masuk Islam.
Hubungan perdagangan ini dimanfaatkan oleh para pedagang muslim sebagai sarana atau media dakwah. Sebab dalam islam setiap muslim memiliki kewajiban untuk menyebarkan ajaran islam kepada siapa saja dengan tanpa paksaan. Oleh karena itu ketika penduduk nusantara banyak yang berinteraksi dengan para pedagang muslim, dan keterlibatan mereka semakin jauh dalam aktivitas perdagangan, banyak diantara mereka yang memeluk islam. Karena pada saat itu jalur-jalur strategis perdagangan internasional hamper sebagian besar dikuasai oleh para pedagang muslim. Oleh karena itu bila para penguasa local di Indonesia ingin terlibat jauh dengan perdagangan internasional, maka mereka harus berperan aktif dalam perdagangan internasional dan harus sering berinteraksi dengan para pedagang muslim.
  1. 2.    Perkawinan
Dari aspek ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial ekonomi yang lebih baik dari kebanyakan penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan para penduduk pribumi terutama para wanita yang tertarik untuk manjadi istri para saudagar muslim. Hanya saja ada ketentuan hukum islam, bahwa para wanita yang akan dinikahi harus di islamkan terlebih dahulu.
  1. 3.    Pendidikan
Pada lembaga inilah para ulama memberikan pengajaran keilmuan islam melalui berbagai pendekatan sampai kemudian kepada para santri yang mempelajari keilmuan islam mampu menyerap ilmu keagamaan dengan baik. Lembaga pendidikan ini tidak membedakan status sosial dan kelas, siapa saja yang berkeinginan mempelajari atau memperdalam islam, diperbolehkan memasuki lembaga ini.
Dengan cara ini, maka agama islam terus tersebar ke seluruh penjuru nusantara hingga akhirnya banyak penduduk Indonesia yang menjadi muslim.
  1. 4.    Tasawuf
Pada umumnya para pengajar tasawuf adalah guru-guru pengembara dengan suka rela. Dengan tasawuf, bentuk islam yang diajarkan kepada para penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pemikiran mereka yang sebelumnya memeluk hindu, sehingga ajaran islam dengan mudah mereka terima.
  1. 5.    Kesenian
Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah wayang. Seperti diketahui bahwa Sunan Kalijogo adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah materi akan tetapi Sunan Kalijogo hanya meminta kepada para penonton untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
Selain wayang, media yang dipergunakan dalam penyebaran islam di Indonesia adalah seni bangunan, seni pahat atau seni ukir, seni tari, seni music, dan seni sastra.
  1. C.      Perkembangan Seni Budaya Islam Di Indonesia
Kedatangan islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh terhadap keyakinan masyarakat pribumi, juga berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia secara keseluruhan.
Berbagai cara telah di tempuh oleh para wali. Sunan Kudus misalnya, menggunakan sapi (hewan suci umat hindu) sebagai media dakwah pada sebagian masyarakat yang sebagian besar beragama hindu. Sunan kalijaga menciptakan perayaan sekaten 9asal kata dari syahadatain) untuk memperingati mauled Nabi Muhammad saw.
Pengaruh islam juga tampak pada tradisi kraton. Akar geneolis (asal-usul)tarasa raja Jawa dilukis dalam konsep Nur Roso dan Nur Cahyo yang menurut istilah keratin melahirkan Nabi Adam dan dewa dewa sebagai nenek moyang raja-raja Jawa. Istilah Nur Roso dan Nur Cahyo berkaitan langsung dengan konsep Nur Muhammad dalam khazanah sufistik islam.
  1. D.      Perkembangan Pendidikn Islam di Indonesia
Sebelum berkembang pendidikan formal, di Indonesia sudah ada pendidikan non formal yang dimulai dari lembaga masjid. Sebelum islam, surau di minang kabau berfungsi sebagai tempat menginap anak-anak bujang. Tetapi setelah islam, surau dipergunakan untuk tempat sholat, pengajaran dan pengembangan islam.
Di Jawa, lembaga pendidikan islam disebut pesantren. Lembaga ini sebenarnya produk local, sebab sebelum islam datang, lembaga pendidikan sejenis yang dikenal dengan sebutan shastri, sudah dikenal dan dijadikan sebagai lembaga pendidikan hindu. Sementara itu, di daerah Sulawesi, Sultan Alauddin raja Goa ke-14, adalah orang pertama yang mendirikan masjid di Bantolo. Masjid disini tidak hanya berfungsi sebagai tenpat Sholat, juga tempat pendidikan dan pengajaran ilmu agama islam.
Dalam perkembangan selanjutnya pesantren yang dulunya hanya menyelenggarakan pendidikan tradisional sekarang ada yang mulai membuka lembaga pendidikan formal, mulai dari MI, MTs, MA, bahkan kini banyak yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, Institut Agama Islam atau Universitas Islam. Selain menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah, Departemen Agama juga menyelenggarakan pendidikan tingkat tinggi, mulai dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Unifersitas Islam Negeri (UIN).



  1. A.      Kedatangan Islam Di Indonesia
Banyak teori yang menjelaskan mengenai kedatangan islam di Indonesia, baik dari sisi waktu, pembawa, tempat, dan cara atau metode yang dipergunakan. Ada teori yang mengatakan bahwa islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M/ abad ke-11 H, dan langsung dari Arab atau Persia.namun ada pula yang mengatakan bahwa islam masuk ke Indonesia baru terjadi pada abad ke-11 M/ 5 H. bahkan ada yang berpendapat Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M dan berasal dari Gujarat atau India. Teori-teori tersebut memiliki landasan dan argument masing masing, sehingga antara satu teori dengan teori teori lainnya sebenarnya tidak bertentangan, melainkan menjadi pelengkap dari berbagai teori yang ada.
Berdasarkan teori-teori tersebut dapat dipahami bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa periode. Periode pertama (abad ke-7 hingga abad ke-12 M), merupakan awal kedatangan dan pembentukan komunitas muslim, terutama para pedagang muslim. Karena itu penyebaran Islam juga masih terbatas. Para penyebar Islam ini berasal dari negri-negri Islam, baik dari Timur Tengah maupun di India. Pada umumnya mereka adalah para saudagar kaya yang juga bertindak sebagai juru dakwah.
Sementara periode kedua (abad ke-13 hingga abad ke 16 M), merupakan kelanjutan dari penyebaran Islam awal. Karena itu pula, pada periode ini penyebaran agama Islam telah meluas, bahkan sudah membentuk kekuatan sosial politik yang mengambil bentuk kerajaan-kerajaan Islam.
  1. B.       Penyebaran Islam Di Indonesia
Dalam penyebaran Islam di Indonesia terdapat beberapa cara atau metode yang dipergunakan, antara lain yaitu:
  1. 1.    Perdagangan
Pada tahap awal, saluran yang dipergunakan dalam proses islamisasi di Indonesia adalah perdagangan. Hal ini dapat diketahui melalui adanya kesibukan lalulintas perdagangan pada abad ke-7 M hingga abad ke-16 M yang melibatkan banyak bangsa-bangsa di dunia, termasuk bangsa Arab, Persia, India, Cina, dan sebagainya. Mereka turut ambil bagian dalam perdagangan di negri-negri bagian Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia. Pada beberapa tempat, para penguasa jawa yang menjabat sebagai bupati-bupati majapahit yang ditempatkan di pesisir pulau Jawa banyak yang masuk Islam.
Hubungan perdagangan ini dimanfaatkan oleh para pedagang muslim sebagai sarana atau media dakwah. Sebab dalam islam setiap muslim memiliki kewajiban untuk menyebarkan ajaran islam kepada siapa saja dengan tanpa paksaan. Oleh karena itu ketika penduduk nusantara banyak yang berinteraksi dengan para pedagang muslim, dan keterlibatan mereka semakin jauh dalam aktivitas perdagangan, banyak diantara mereka yang memeluk islam. Karena pada saat itu jalur-jalur strategis perdagangan internasional hamper sebagian besar dikuasai oleh para pedagang muslim. Oleh karena itu bila para penguasa local di Indonesia ingin terlibat jauh dengan perdagangan internasional, maka mereka harus berperan aktif dalam perdagangan internasional dan harus sering berinteraksi dengan para pedagang muslim.
  1. 2.    Perkawinan
Dari aspek ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial ekonomi yang lebih baik dari kebanyakan penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan para penduduk pribumi terutama para wanita yang tertarik untuk manjadi istri para saudagar muslim. Hanya saja ada ketentuan hukum islam, bahwa para wanita yang akan dinikahi harus di islamkan terlebih dahulu.
  1. 3.    Pendidikan
Pada lembaga inilah para ulama memberikan pengajaran keilmuan islam melalui berbagai pendekatan sampai kemudian kepada para santri yang mempelajari keilmuan islam mampu menyerap ilmu keagamaan dengan baik. Lembaga pendidikan ini tidak membedakan status sosial dan kelas, siapa saja yang berkeinginan mempelajari atau memperdalam islam, diperbolehkan memasuki lembaga ini.
Dengan cara ini, maka agama islam terus tersebar ke seluruh penjuru nusantara hingga akhirnya banyak penduduk Indonesia yang menjadi muslim.
  1. 4.    Tasawuf
Pada umumnya para pengajar tasawuf adalah guru-guru pengembara dengan suka rela. Dengan tasawuf, bentuk islam yang diajarkan kepada para penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pemikiran mereka yang sebelumnya memeluk hindu, sehingga ajaran islam dengan mudah mereka terima.
  1. 5.    Kesenian
Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah wayang. Seperti diketahui bahwa Sunan Kalijogo adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah materi akan tetapi Sunan Kalijogo hanya meminta kepada para penonton untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
Selain wayang, media yang dipergunakan dalam penyebaran islam di Indonesia adalah seni bangunan, seni pahat atau seni ukir, seni tari, seni music, dan seni sastra.
  1. C.      Perkembangan Seni Budaya Islam Di Indonesia
Kedatangan islam ke Indonesia tidak hanya berpengaruh terhadap keyakinan masyarakat pribumi, juga berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia secara keseluruhan.
Berbagai cara telah di tempuh oleh para wali. Sunan Kudus misalnya, menggunakan sapi (hewan suci umat hindu) sebagai media dakwah pada sebagian masyarakat yang sebagian besar beragama hindu. Sunan kalijaga menciptakan perayaan sekaten 9asal kata dari syahadatain) untuk memperingati mauled Nabi Muhammad saw.
Pengaruh islam juga tampak pada tradisi kraton. Akar geneolis (asal-usul)tarasa raja Jawa dilukis dalam konsep Nur Roso dan Nur Cahyo yang menurut istilah keratin melahirkan Nabi Adam dan dewa dewa sebagai nenek moyang raja-raja Jawa. Istilah Nur Roso dan Nur Cahyo berkaitan langsung dengan konsep Nur Muhammad dalam khazanah sufistik islam.
  1. D.      Perkembangan Pendidikn Islam di Indonesia
Sebelum berkembang pendidikan formal, di Indonesia sudah ada pendidikan non formal yang dimulai dari lembaga masjid. Sebelum islam, surau di minang kabau berfungsi sebagai tempat menginap anak-anak bujang. Tetapi setelah islam, surau dipergunakan untuk tempat sholat, pengajaran dan pengembangan islam.
Di Jawa, lembaga pendidikan islam disebut pesantren. Lembaga ini sebenarnya produk local, sebab sebelum islam datang, lembaga pendidikan sejenis yang dikenal dengan sebutan shastri, sudah dikenal dan dijadikan sebagai lembaga pendidikan hindu. Sementara itu, di daerah Sulawesi, Sultan Alauddin raja Goa ke-14, adalah orang pertama yang mendirikan masjid di Bantolo. Masjid disini tidak hanya berfungsi sebagai tenpat Sholat, juga tempat pendidikan dan pengajaran ilmu agama islam.
Dalam perkembangan selanjutnya pesantren yang dulunya hanya menyelenggarakan pendidikan tradisional sekarang ada yang mulai membuka lembaga pendidikan formal, mulai dari MI, MTs, MA, bahkan kini banyak yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, Institut Agama Islam atau Universitas Islam. Selain menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah, Departemen Agama juga menyelenggarakan pendidikan tingkat tinggi, mulai dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Unifersitas Islam Negeri (UIN).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar