I.
Kata
pengantar
Ranting
ilmu teologi yang akan bicarakan disini
tidak sejak timbulnya di sebut dogmatika. Banyak nama yang di pakai ahli-ahli
sebelumnya ada nama dogmatika . antara lain nama teologi.
Tetapi
kemudian memperbanyak rantig dalam ilmu teologi yang disebut juga teologis,
sehingga masing-masing ranting itu selanjutnya disebut dengan memakai nama
sifat, umpanya histotika, raktarika dan seterusnya. Maka nama-nama itu berbunyi
toelogi dogamtika yang di singkat dogmatica atau dogamatika. Nama Dogmatika sekarng lazim
di pakai meskipun ada beberapa
ahli yang memakai nama lain (calvin institutio, lengkapnya : institutio
Religionis christianae: pengajaran Agama
kristen)
Ada
bebeparapa landasan penting dalam ajaran
agama Nasrani, salah satunya yang paling pokok adalah doktrin trinitas atau di sebut jga tritunggal, ini merupakan
doktrin yang wajib diimani oleh para penganut nasrani (baik itu katolik,
protestan maupun ortodok) karena ini adalah tonggak ajaran ketuhanan mereka
Alkitab
adalah buku yang paling banyak dibaca sepanjang waktu. Ia telah diterjemahkan
ke dalam tiap-tiap bahasa yang dikenal. Alkitab mempunyai daya tarik yang sama
kuat, baik bagi ahli-ahli fisika nuklir maupun orang-orang yang paling
sederhana. Namun, kendati popularitasnya begitu hebat, Alkitab juga merupakan
buku yang paling banyak diserang diantara segala buku yang pernah ditulis.
Dalam abad
ke-20, kritik terhadap Alkitab tidak saja timbul dari luar agama Kristen,
melainkan juga dari dalamnya sendiri. Sekarang ini banyak pemikir digaji untuk
menjadi pendeta dan guru sekolah tinggi, yang menggunakan banyak waktu mereka
untuk menulis dan menerbitkan karangan-karangannya yang mendeskeditkan Alkitab.
Mereka berkata bahwa Alkitab hanyalah merupakan suatu koleksi cerita dan
ketakhyulan yang “memuat†ajaran Tuhan.[1]
Untuk lebih
jelanya lagi di sini penulis akan
membahasnya di bawah, ,mengenai pengertian dogma, sumber,sifat dogma,
kristologi batasan dan problema kajianya, dan masih bnayak pembahasan yang akan
di bahas pada sub sub berrikutselanjutnya.
II.
Permasalahan
A. Pengertian
Dogma
B. Sumber
dan Sifat Dogma
C. Kristologi
(batsan dan problematika)
D. Daftar
Pustaka
III.
Pembahasan
A.
Pengertian
Dogma
Dogma adalah pokok ajaran (tentang kepercayaan dsb) yg
harus diterima sebagai hal yang benar dan baik, tidak boleh dibantah dan
diragukan[2]
Dogma
(dari bahasa Yunani,
bentuk jamak dalam bahasa Yunani dan Inggris
kadangkala dogmata) adalah kepercayaan atau doktrin
yang dipegang oleh sebuah agama
atau organisasi
yang sejenis untuk bisa lebih otoritatif. Bukti,
analisis, atau fakta mungkin digunakan, mungkin tidak, tergantung penggunaan.[3]
Perkataan Dogmatika berhubunga denga kata dogma.
Dogma adalah kata benda dari kata kerja dokeinnyang berarti menduga mengira ,
kemudian dogma berarti buah fikiran yang akui oleh suatu golongan di dalam
ssuatu ilmu ump, filsafat. Di dalam alkitab perkataan dogma juga terdapat juga,
di situ ia berarti, perintah, hukum (luk, 2;1 : Kis < 17 :7 , Ef , 2;15 , Kis, 16;4) terutama arti yang
terdapat dalam Kis 16;4 mirip sekali
sama denga arti dogma pada zaman itu.
Dogma di artikan sebagai berikut;
“dogama ialah
hasil penyelidikan orang percaya tentang firman Tuhan yang di tentukanoleh Gereja
dan di perintahkan untuk di percaya”[4]
Ada kesamaan
konsep antara dogma dan aksioma yang digunakan sebagai titik awal untuk analisis logika. Aksioma
dapat dianggap sebagai konsep dasar atau 'sudah semestinya demikian' sehingga
tak terbayangkan orang akan membantahnya. Dogma juga bersifat sangat mendasar
(misalkan, dogma bahwa 'Tuhan itu ada') namun juga mencakup himpunan yang lebih
besar dari kesimpulan yang membentuk bidang pikiran (keagamaan) (misalkan,
'Tuhan menciptakan alam semesta'). Aksioma adalah
pernyataan yang tidak bisa dibuktikan benar atau salah, atau pernyataan yang
diterima atas kegunaannya. Dogma mungkin dapat dianggap sebagai sesuatu yang
lebih kompleks, sebuah produk dari bukti-bukti lainnya. Filsafat dan teologi menemukan
cara untuk membahas semua pernyataan, baik yang diklasifikasikan sebagai
aksioma atau dogma.
Dogma
keagamaan, yang dipikirkan secara matang, didasarkan kepada bukti-bukti selain
dogma itu sendiri dan akhirnya kepada iman. Mungkin puncak
uraian terorganisasi dari sebuah dogma teologi adalah Summa
Theologica Katolik Roma yang dicetuskan oleh St
Thomas Aquinas, yang mengusulkan hubungan antara iman dan penolakan:
"Bila lawan kita tidak percaya akan wahyu Tuhan, maka tidak akan ada cara
lain untuk membuktikan obyek-obyek iman melalui penalaran, melainkan hanya
dengan menjawab penolakannya atau penyangkalannya —bila memang dia memilikinya—
terhadap iman atau kepercayaan tersebut" [5]
B.
Sumber dan
Sifat Dogma
Ketentuan dogma
Dogma
mempunyai kuasa dan dogma di tentukan
oleh gereja, tetapi apakah dogma menerima kuasa ini dari gereja? Jawab atas
pertanyaan ini terang, kalau kita akan ingat sumber akan dogma, hanyalah
Alkitablah yang menjadi sumber. Kalau ada anasir di dalam Dogma yanng atak
berasal dari Alkitab, maka anasir ini harus di buang, maka dengan demikian
harus di katakan ; letak kepastian dogma
adalah pada Alkitab. Memeang gereja daat
menentukan dogma tetapi tiap orang percaya boleh membandingkan dogma-dogma
dengan kitab suci dan kalau terdapat dogma yang tidak sesuai dengan fiman
Tuhan, maka orang harus berusaha supaya dogma itu di buang ata di ubah oleh
gereja.
Gereja Yang Menentuukan Dogma
Kepada muruid
murid, juga jemaat gereja, di berikan anak kunci kerajaan sorga oleh Tuhan yesus. Ini berarti bahwa ajaran gereja harus
menjadi pegangan bagi orang, dan Tuhan yesus berjanji akan melaksanakan ajaran
itu (Mat 16;19)
Jemaat gereja
juga dis sebut idag Allah yang hidup, suatu tiag da dasar dari pada hal-hal
yang benar (1 Tim 3;15). Perkataan –perkataan ”tiang penopang” dan “dasar kebenaran”
juga menyatakan bahwa gereja harus menjadi pegangan adalah gereja yang tidak
menurut perintah Tuhan sendiri. Di sinilah gereja untuk menentukan pelajaranya.
Doktrin,
dogma dan ajaran-ajaran gereja yanng lain selalu muncul dalam situasi
masyarakat tertentu. Semua itu mempunyai persoalan tersendiri. Semua rumn usan
iman gereja itu adalah sebuah bentuk tanggapan gereja atas pengulatan aman umat
dalam situasi zaman tertentu pula. Oleh
sebab itu , gereja zaman sekarang juga tidak boleh tinggal diam . transformasi
dalam diri gereja sangatlah di butuhkan . gereja harus terbuka pada dunia ,
terbuka pada panggilan dasarnya. Mewartakan injil yesus kristus, pertama-tama
bukan mendoktrinasi, malainkan mentransformai. Rumusan iman itu mesti di bahas
yang tidak mudah . akan tetapi, man yang kuat pada yesus kristus dan dengan
bimbingan roh kudus Allah, gereja mampu mewartakan iman itu secara baik dan
benar. Justru semakin memahami dan mengenal lebih jauh, kita akansemakin
beriman.[6]
C.
Kristologi:
batasan dan problematika kajianya
Kristrologi
adalah cabang ilmu teologi yang membicarakan tentang posisi yesus kritus di
dalam agama Kristen. Makna kristologi bagi umat Kristriani selalu
berkembang dari masa ke masa , dan tidak
pernah mengalami tahap selesai, karena selalu di hubungkan dengan konteks uamt
Kristiani oleh para pemikirnya, makna
kehadiran Kristus bagi orang kristen yang di yakini sebagai pemelihara dan
penyelamat dunia akhirat dengan setiap persoalan hidup Tema-tema seperti
feminisme, teologi pembebasan atau kemerdekaan adalah tema-tema yang saat ini sedang populer pada zaman modern, di mana umat kristen terus
merenungkan makna kristus itu. Tema-tema
itu di sebabkan adanya penindasan oleh
perang “akskluvisme”, kesenjangan sosial di masyarakat, dan sistem negara yang terkadang tidak adil pada seluruh ciptaan, termasuk alam. Kristologi
yang di hayati dalam kondisi alam yang rusak karena pemanasan global disebut
Kristologi Ekologi (hubungan timbal balik antar sesama mkhluk hidup ).
Kristologi yang berfokus pada seluruh ciptaan di sebut Kristologi Kosmik,
bahkan yesus kristus di uraikan di
berikan diberikan delapan belas gambaran terkait degan budaya adat-istiadat
yang terus berubah.[7]
Pada
mulanya pengakuan gereja kristiani di simpulkan
dalam rumusan pendek “yesus adalah
Tuhan” atua “yesus adalah kristus”[8]
Abad
pertama masehi (Kristologi menurut
perjanjian baru)
Kristologi yang di temukan dari
injil berpusat pada sejarah kehidupan Yesus dalam tindaka-tindakanya. Hal
tersebut dapat dilihat melalui beberapa pernyataan
tokoh-tokoh di dalam kitab-kitab perjanjian baru. Jawaban –jawaban tentang
siapa Yesus, adalah sebagai berikut:
-
Paulus : yesus adalah Kristus yang di salibkan denga di
bangkitkan
-
Markus: Yesus adalah Mesias
-
Matius : Yesus adalah Musa Baru, pengajar hukum baru
-
Lukas : Yesus
yang penih denga Roh Kudus, adalah juru selamat semua orang.
-
Yohanes : Yesus adalah sabda yang menjelma sebagai
manusia.
Yesus pada
zamannya di kenal sebagai orang Nazaret yang bertindak revolusioner, sebagai
orang yahudi yang melampauin Hukum Taurat. Dari ajaran –ajaranya itulah
orang-orang (Kristen) dari zaman perejanjian baru hingga saat ini
mempercayainya sebagai Tuhan.
Kristologi
Abad 2 -11
Pada abad
kedua, Kristologi belum terlalu di perdebatkan, namun sudah terdapat banyak
pertanyaan ontologis tentang krtuhanan
Yesus. Masyarakat waktu itu ingin sekali mengetahui siapa yesus sebenarya,
dalam kaitanya dangan Allah.[9]
Kemudian secara hakekat,terdapat tokoh berbnama Arius yang mengatakan bahwa
Allah tetap Allah , dan hanya ada satu, Allah tidak mungkin ada bersatu
(sehakikatnya) dengan sesuatu yang terbatas. Menyebut yesus “ anak Allah ” sama
artinya menghujat Allah karena yang ilahi dan tak terbatas di satukan di
satukan dengan yang jasmani dan terbatas.
Abad Pertengahan - Reformasi
Selama Abad
pertengahan hingga masa reformasi, ajaran tentang Kristus tidak terlalu banyak
berubah, ditandai dengan tafsir filsafat saja oleh orang-orang Yunani. Luther
dididik dalam teologi Skolastik, namun berkat pengajaran yang ia terima dari
Bapa Gereja Agustinus, dia kemudian merencanakan sebuah perubahan besar. Ia
menolak Skolastik bukan karena metodenya, namun karena isi ajarannya. Dengan
Roma 1:16-17 dia menemukan "Keadilan Allah" (iustitia Dei)di
mana menurutnya sudah tidak ada lagi pada Gereja
Roma. Keadilah Allah adalah bahwa setiap manusia dihukum sesuai dengan
perbuatannya, namun diselamatkan oleh kasih karunia Allah di dalam Kristus.
Pengakuan tertinggi bahwa Kristus yang benar itu mampu menyelamatkan manusia
yang berdosa sebagai ajaran yang tertinggi.[10]
Modern
Teologi
memang selalu mengikuti perkembangan, tidak komprehensif namun framentaris, kontekstual, multikultural, dapat
diterima oleh budaya setempat. Teologi
Kristen yang berpusat pada kristologi juga demikian, perjumpaan dengan
Kristus selalu dialami dalam konteks tertentu, mengindahkan kenyataan hidup
umat (Kristen) yang dilayani yang berada dalam pluralisme konteks.
Kristologi
dalam perjumpaan dengan umat beragama lain dapat membantu umat Kristen membaca
Kristus dengan lebih luas, Kristus dalam Filipi 2:7-8 menyatakan Kristus
sebagai manusia, bahkan hamba. Ini komentar dari umat Buddha di Srilanka. Dari
Umat Islam,
Kristus adalah Nabi,
mengikuti Yesus berarti mengikuti nabi dan hidup profetis, menjadi saksi Allah
dalam berbela rasa terhadap penderitaan mansuia.Kristus bukan milik ekslusif Gereja lagi, namun
terbuka bagi kehidupan universal.
Isu-isu
pada zaman modern yang harus dijawab oleh Teologi (Kristologi) sangat beragam, pluralisme,
kemiskinan, perang, penderitaan, bencana alam dsb. John Hick
mengutip pandangan Knitter tentang keunikan Yesus dalam lima hal[11];
1. Agama lain
mungkin juga menjadi bagian dari karya Allah yang ingin menyelamatkan manusia,
namun tidak senyata-nyata seperti Kristus, agama lain lebih pada
kemungkinan-kemungkinan atau probabilitas.
2. Dalam dialog antar iman:
Kristus sebagai wahyu sangatlah kuat, bahkan terus membuka ruang untuk
didiskusikan.
3. Allah
sungguh-sungguh berkarya dalam Kristus
4. Kristus Memedulikan keadilan sosial, dan di sini
kasih Kristus dilihat secara hubungan mutualis karena kasih-Nya dibutuhkan
dalam situasi ini, yaitu sebagai Teologi Pembebasan pembebas. Dalam pandangan
Yesus sebagai Anak Allah adalah Juruselamat secara universal.
5. Tuhan
sebagai muara akhir yang transenden dan misteri, hal ini melengkapi kriteria
Tuhan yang tidak bisa dijangkau manusia. Kristologi sangat bersifat soteriologis
kontekstual yang membangun suatu komunitas manusiawi antar iman. Kristologi juga ditemukan dalam Christo-Praxis dan Christo-doxi yang
terus menerus dan kontekstual. Di sini Kristologi dihadapkan pada mamon yaitu kekuatan materialisme
yang membawa kehidupan berpusat pada harta benda.
Tokoh yang
palinhg banyak berpengaruh adalah Calvin , khususnya terhadap sebagian besar
gereja protestan di indonesia , baik
dalam ajaran maupun tata gerejanya. Selanjutnya pada abad ke-17 dan 18
lahir gereja baptis dan metodis
di Eropa. Calvinisme juga menyebar
ke Afrika dan asia pada umumnya dalam bentuk berbagai sekte dan aliran.[12]
D.
Daftar
Pustaka
Ali,
Mukti,Agama –agama dunia cetakan pertama, PT hanindita Offset, yogyakarta; 1988,
Soedarmo,R,
Ikhtisar dogmatika cet ke 17, Gunung
Mulia, jakarta; 2011,
http://books.google.co.id/books?id=Bhd_gRTZGtEC&pg=PA140&lpg=PA140&dq=sumber+dan+sifat+dogma&source=bl&ots=qQ4XO_VcVt&sig=pvmR0nL3-1bAkgPrRFHcmQsncvg&hl=id&sa=X&ei=Qra6UZiMDMi5rgeKwICACQ&redir_esc=y#v=onepage&q=sumber%20dan%20sifat%20dogma&f=false di (akses pada
tanggal 13 juni 2013)
http://giafidrisa.blogspot.com/2011/07/kristologi.html
(di akses pada tanggal 13 juni 2013)
[1]
http://artikel.sabda.org/dogmatika
[2]
Berdasarkan kamus besar bahas indonesia
[3]
http://id.wikipedia.org/wiki/Dogma
[4]
R. Soedarmo, Ikhtisar dogmatika cet ke 17, Gunung Mulia, jakarta; 2011, hal 3-4
[5]
http://id.wikipedia.org/wiki/Dogma
[6]
Ibid hal 6
[7]
http://id.wikipedia.org/wiki/kristologi
[8]
Mukti Ali, Agama –agama dunia cetakan pertama, PT hanindita Offset, yogyakarta;
1988, h 404
[9]
http://giafidrisa.blogspot.com/2011/07/kristologi.html
[10]
http://id.wikipedia.org/wiki/Kristologi
[11]http://books.google.co.id/books?id=Bhd_gRTZGtEC&pg=PA140&lpg=PA140&dq=sumber+dan+sifat+dogma&source=bl&ots=qQ4XO_VcVt&sig=pvmR0nL3-1bAkgPrRFHcmQsncvg&hl=id&sa=X&ei=Qra6UZiMDMi5rgeKwICACQ&redir_esc=y#v=onepage&q=sumber%20dan%20sifat%20dogma&f=false
[12]
Mukti Ali, Agama –agama dunia cetakan pertama, PT hanindita Offset, yogyakarta;
1988, h 398 (paragraf ke3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar