Sabtu, 15 Juni 2013

Dogma kristologi



I.                   Kata pengantar

Ranting ilmu teologi yang akan bicarakan  disini tidak sejak timbulnya di sebut dogmatika. Banyak nama yang di pakai ahli-ahli sebelumnya ada nama dogmatika . antara lain nama teologi.
Tetapi kemudian memperbanyak rantig dalam ilmu teologi yang disebut juga teologis, sehingga masing-masing ranting itu selanjutnya disebut dengan memakai nama sifat, umpanya histotika, raktarika dan seterusnya. Maka nama-nama itu berbunyi toelogi dogamtika yang di singkat dogmatica atau dogamatika. Nama Dogmatika  sekarng lazim  di pakai  meskipun ada beberapa ahli yang memakai nama lain (calvin institutio, lengkapnya : institutio Religionis christianae: pengajaran Agama  kristen)
Ada bebeparapa landasan  penting dalam ajaran agama Nasrani, salah satunya yang paling pokok adalah doktrin trinitas  atau di sebut jga tritunggal, ini merupakan doktrin yang wajib diimani oleh para penganut nasrani (baik itu katolik, protestan maupun ortodok) karena ini adalah tonggak ajaran  ketuhanan mereka
Alkitab adalah buku yang paling banyak dibaca sepanjang waktu. Ia telah diterjemahkan ke dalam tiap-tiap bahasa yang dikenal. Alkitab mempunyai daya tarik yang sama kuat, baik bagi ahli-ahli fisika nuklir maupun orang-orang yang paling sederhana. Namun, kendati popularitasnya begitu hebat, Alkitab juga merupakan buku yang paling banyak diserang diantara segala buku yang pernah ditulis.
Dalam abad ke-20, kritik terhadap Alkitab tidak saja timbul dari luar agama Kristen, melainkan juga dari dalamnya sendiri. Sekarang ini banyak pemikir digaji untuk menjadi pendeta dan guru sekolah tinggi, yang menggunakan banyak waktu mereka untuk menulis dan menerbitkan karangan-karangannya yang mendeskeditkan Alkitab. Mereka berkata bahwa Alkitab hanyalah merupakan suatu koleksi cerita dan ketakhyulan yang “memuat” ajaran Tuhan.[1]
Untuk lebih jelanya lagi di sini penulis akan  membahasnya di bawah, ,mengenai pengertian dogma, sumber,sifat dogma, kristologi batasan dan problema kajianya, dan masih bnayak pembahasan yang akan di bahas pada sub sub berrikutselanjutnya.
II.                Permasalahan  
A.    Pengertian Dogma
B.     Sumber dan Sifat Dogma
C.     Kristologi (batsan dan problematika)
D.    Daftar Pustaka
III.             Pembahasan
A.    Pengertian Dogma
Dogma adalah  pokok ajaran (tentang kepercayaan dsb) yg harus diterima sebagai hal yang benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan[2]
Dogma (dari bahasa Yunani, bentuk jamak dalam bahasa Yunani dan Inggris kadangkala dogmata) adalah kepercayaan atau doktrin yang dipegang oleh sebuah agama atau organisasi yang sejenis untuk bisa lebih otoritatif. Bukti, analisis, atau fakta mungkin digunakan, mungkin tidak, tergantung penggunaan.[3]
Perkataan Dogmatika berhubunga denga kata dogma. Dogma adalah kata benda dari kata kerja dokeinnyang berarti menduga mengira , kemudian dogma berarti buah fikiran yang akui oleh suatu golongan di dalam ssuatu ilmu ump, filsafat. Di dalam alkitab perkataan dogma juga terdapat juga, di situ ia berarti, perintah, hukum (luk, 2;1 : Kis < 17 :7   , Ef , 2;15 , Kis, 16;4) terutama arti yang terdapat  dalam Kis 16;4 mirip sekali sama denga arti dogma pada zaman itu.
Dogma di artikan sebagai berikut;
dogama ialah hasil penyelidikan orang percaya tentang firman Tuhan yang di tentukanoleh Gereja dan di perintahkan untuk di percaya”[4]
Ada kesamaan konsep antara dogma dan aksioma yang digunakan sebagai titik awal untuk analisis logika. Aksioma dapat dianggap sebagai konsep dasar atau 'sudah semestinya demikian' sehingga tak terbayangkan orang akan membantahnya. Dogma juga bersifat sangat mendasar (misalkan, dogma bahwa 'Tuhan itu ada') namun juga mencakup himpunan yang lebih besar dari kesimpulan yang membentuk bidang pikiran (keagamaan) (misalkan, 'Tuhan menciptakan alam semesta'). Aksioma adalah pernyataan yang tidak bisa dibuktikan benar atau salah, atau pernyataan yang diterima atas kegunaannya. Dogma mungkin dapat dianggap sebagai sesuatu yang lebih kompleks, sebuah produk dari bukti-bukti lainnya. Filsafat dan teologi menemukan cara untuk membahas semua pernyataan, baik yang diklasifikasikan sebagai aksioma atau dogma.
Dogma keagamaan, yang dipikirkan secara matang, didasarkan kepada bukti-bukti selain dogma itu sendiri dan akhirnya kepada iman. Mungkin puncak uraian terorganisasi dari sebuah dogma teologi adalah Summa Theologica Katolik Roma yang dicetuskan oleh St Thomas Aquinas, yang mengusulkan hubungan antara iman dan penolakan: "Bila lawan kita tidak percaya akan wahyu Tuhan, maka tidak akan ada cara lain untuk membuktikan obyek-obyek iman melalui penalaran, melainkan hanya dengan menjawab penolakannya atau penyangkalannya —bila memang dia memilikinya— terhadap iman atau kepercayaan tersebut" [5]
B.     Sumber dan Sifat Dogma 

 
 
*      Ketentuan dogma
Dogma mempunyai kuasa dan dogma di  tentukan oleh gereja, tetapi apakah dogma menerima kuasa ini dari gereja? Jawab atas pertanyaan ini terang, kalau kita akan ingat sumber akan dogma, hanyalah Alkitablah yang menjadi sumber. Kalau ada anasir di dalam Dogma yanng atak berasal dari Alkitab, maka anasir ini harus di buang, maka dengan demikian harus  di katakan ; letak kepastian dogma adalah pada  Alkitab. Memeang gereja daat menentukan  dogma tetapi  tiap orang percaya boleh membandingkan dogma-dogma dengan kitab suci dan kalau terdapat dogma yang tidak sesuai dengan fiman Tuhan, maka orang harus berusaha supaya dogma itu di buang ata di ubah oleh gereja.
*      Gereja Yang Menentuukan Dogma
Kepada muruid murid, juga jemaat gereja, di berikan anak kunci kerajaan sorga oleh Tuhan  yesus. Ini berarti bahwa ajaran gereja harus menjadi pegangan bagi orang, dan Tuhan yesus berjanji akan melaksanakan ajaran itu (Mat 16;19)
Jemaat gereja juga dis sebut idag Allah yang hidup, suatu tiag da dasar dari pada hal-hal yang benar (1 Tim 3;15). Perkataan –perkataan ”tiang penopang” dan “dasar kebenaran” juga menyatakan bahwa gereja harus menjadi pegangan adalah gereja yang tidak menurut perintah Tuhan sendiri. Di sinilah gereja untuk menentukan pelajaranya.
Doktrin, dogma dan ajaran-ajaran gereja yanng lain selalu muncul dalam situasi masyarakat tertentu. Semua itu mempunyai persoalan tersendiri. Semua rumn usan iman gereja itu adalah sebuah bentuk tanggapan gereja atas pengulatan aman umat dalam  situasi zaman tertentu pula. Oleh sebab itu , gereja zaman sekarang juga tidak boleh tinggal diam . transformasi dalam diri gereja sangatlah di butuhkan . gereja harus terbuka pada dunia , terbuka pada panggilan dasarnya. Mewartakan injil yesus kristus, pertama-tama bukan mendoktrinasi, malainkan mentransformai. Rumusan iman itu mesti di bahas yang tidak mudah . akan tetapi, man yang kuat pada yesus kristus dan dengan bimbingan roh kudus Allah, gereja mampu mewartakan iman itu secara baik dan benar. Justru semakin memahami dan mengenal lebih jauh, kita akansemakin beriman.[6]
C.    Kristologi: batasan dan problematika kajianya
Kristrologi adalah cabang ilmu teologi yang membicarakan tentang posisi yesus kritus di dalam agama Kristen. Makna kristologi bagi umat Kristriani selalu berkembang  dari masa ke masa , dan tidak pernah mengalami tahap selesai, karena selalu di hubungkan dengan konteks uamt Kristiani  oleh para pemikirnya, makna kehadiran Kristus bagi orang kristen yang di yakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia akhirat dengan setiap persoalan hidup Tema-tema seperti feminisme, teologi pembebasan atau kemerdekaan adalah tema-tema  yang saat ini sedang populer  pada zaman modern, di mana umat kristen terus merenungkan makna  kristus itu. Tema-tema itu di sebabkan adanya penindasan  oleh perang “akskluvisme”, kesenjangan sosial di masyarakat, dan sistem negara  yang terkadang tidak adil pada  seluruh ciptaan, termasuk alam. Kristologi yang di hayati dalam kondisi alam yang rusak karena pemanasan global disebut Kristologi Ekologi (hubungan timbal balik antar sesama mkhluk hidup ). Kristologi yang berfokus pada seluruh ciptaan di sebut Kristologi Kosmik, bahkan yesus kristus di uraikan  di berikan diberikan delapan belas gambaran terkait degan budaya adat-istiadat yang terus berubah.[7]
            Pada mulanya pengakuan gereja kristiani di simpulkan  dalam rumusan pendek “yesus adalah Tuhan” atua “yesus adalah kristus”[8]
*      Abad pertama masehi (Kristologi  menurut perjanjian baru)
Kristologi yang di temukan dari injil berpusat pada sejarah kehidupan Yesus dalam tindaka-tindakanya. Hal tersebut  dapat dilihat melalui beberapa pernyataan tokoh-tokoh di dalam kitab-kitab perjanjian baru. Jawaban –jawaban tentang siapa Yesus, adalah sebagai berikut:
-          Paulus : yesus adalah Kristus yang di salibkan denga di bangkitkan
-          Markus: Yesus adalah Mesias
-          Matius : Yesus adalah Musa Baru, pengajar hukum baru
-          Lukas :  Yesus yang penih denga Roh Kudus, adalah juru selamat semua orang.
-          Yohanes : Yesus adalah sabda yang menjelma sebagai manusia.
Yesus pada zamannya di kenal sebagai orang Nazaret yang bertindak revolusioner, sebagai orang yahudi yang melampauin Hukum Taurat. Dari ajaran –ajaranya itulah orang-orang (Kristen) dari zaman perejanjian baru hingga saat ini mempercayainya sebagai Tuhan.
*      Kristologi Abad 2 -11
Pada abad kedua, Kristologi belum terlalu di perdebatkan, namun sudah terdapat banyak pertanyaan  ontologis tentang krtuhanan Yesus. Masyarakat waktu itu ingin sekali mengetahui siapa yesus sebenarya, dalam kaitanya dangan Allah.[9] Kemudian secara hakekat,terdapat tokoh berbnama Arius yang mengatakan bahwa Allah tetap Allah , dan hanya ada satu, Allah tidak mungkin ada bersatu (sehakikatnya) dengan sesuatu yang terbatas. Menyebut yesus “ anak Allah ” sama artinya menghujat Allah karena yang ilahi dan tak terbatas di satukan di satukan dengan yang jasmani dan terbatas.

*      Abad Pertengahan - Reformasi

Selama Abad pertengahan hingga masa reformasi, ajaran tentang Kristus tidak terlalu banyak berubah, ditandai dengan tafsir filsafat saja oleh orang-orang Yunani. Luther dididik dalam teologi Skolastik, namun berkat pengajaran yang ia terima dari Bapa Gereja Agustinus, dia kemudian merencanakan sebuah perubahan besar. Ia menolak Skolastik bukan karena metodenya, namun karena isi ajarannya. Dengan Roma 1:16-17 dia menemukan "Keadilan Allah" (iustitia Dei)di mana menurutnya sudah tidak ada lagi pada Gereja Roma. Keadilah Allah adalah bahwa setiap manusia dihukum sesuai dengan perbuatannya, namun diselamatkan oleh kasih karunia Allah di dalam Kristus. Pengakuan tertinggi bahwa Kristus yang benar itu mampu menyelamatkan manusia yang berdosa sebagai ajaran yang tertinggi.[10]

*      Modern

Teologi memang selalu mengikuti perkembangan, tidak komprehensif namun framentaris, kontekstual, multikultural, dapat diterima oleh budaya setempat. Teologi Kristen yang berpusat pada kristologi juga demikian, perjumpaan dengan Kristus selalu dialami dalam konteks tertentu, mengindahkan kenyataan hidup umat (Kristen) yang dilayani yang berada dalam pluralisme konteks.
Kristologi dalam perjumpaan dengan umat beragama lain dapat membantu umat Kristen membaca Kristus dengan lebih luas, Kristus dalam Filipi 2:7-8 menyatakan Kristus sebagai manusia, bahkan hamba. Ini komentar dari umat Buddha di Srilanka. Dari Umat Islam, Kristus adalah Nabi, mengikuti Yesus berarti mengikuti nabi dan hidup profetis, menjadi saksi Allah dalam berbela rasa terhadap penderitaan mansuia.Kristus bukan milik ekslusif Gereja lagi, namun terbuka bagi kehidupan universal.
Isu-isu pada zaman modern yang harus dijawab oleh Teologi (Kristologi) sangat beragam, pluralisme, kemiskinan, perang, penderitaan, bencana alam dsb. John Hick mengutip pandangan Knitter tentang keunikan Yesus dalam lima hal[11];
1. Agama lain mungkin juga menjadi bagian dari karya Allah yang ingin menyelamatkan manusia, namun tidak senyata-nyata seperti Kristus, agama lain lebih pada kemungkinan-kemungkinan atau probabilitas.
 2. Dalam dialog antar iman: Kristus sebagai wahyu sangatlah kuat, bahkan terus membuka ruang untuk didiskusikan.
3. Allah sungguh-sungguh berkarya dalam Kristus
 4. Kristus Memedulikan keadilan sosial, dan di sini kasih Kristus dilihat secara hubungan mutualis karena kasih-Nya dibutuhkan dalam situasi ini, yaitu sebagai Teologi Pembebasan pembebas. Dalam pandangan Yesus sebagai Anak Allah adalah Juruselamat secara universal.
5. Tuhan sebagai muara akhir yang transenden dan misteri, hal ini melengkapi kriteria Tuhan yang tidak bisa dijangkau manusia. Kristologi sangat bersifat soteriologis kontekstual yang membangun suatu komunitas manusiawi antar iman.  Kristologi juga ditemukan dalam Christo-Praxis dan Christo-doxi yang terus menerus dan kontekstual. Di sini Kristologi dihadapkan pada mamon yaitu kekuatan materialisme yang membawa kehidupan berpusat pada harta benda.
Tokoh yang palinhg banyak berpengaruh adalah Calvin , khususnya terhadap sebagian besar gereja protestan  di indonesia , baik dalam ajaran maupun tata gerejanya. Selanjutnya pada abad ke-17  dan 18  lahir gereja baptis dan metodis  di Eropa. Calvinisme  juga menyebar ke Afrika dan asia pada umumnya dalam bentuk berbagai sekte dan aliran.[12]









D.    Daftar Pustaka
*      Ali, Mukti,Agama –agama dunia cetakan pertama, PT hanindita Offset, yogyakarta; 1988,

*      Soedarmo,R,  Ikhtisar dogmatika cet ke 17, Gunung Mulia, jakarta; 2011,

*      http://id.wikipedia.org/wiki/Kristologi (di akses pada tanggal 13 juni 2013)





*      http://artikel.sabda.org/dogmatika  (di akses pada tanggal 13 juni 2013)

*      http://giafidrisa.blogspot.com/2011/07/kristologi.html  (di akses pada tanggal 13 juni 2013)





[1] http://artikel.sabda.org/dogmatika
[2] Berdasarkan kamus besar bahas indonesia
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Dogma
[4] R. Soedarmo, Ikhtisar dogmatika cet ke 17, Gunung Mulia, jakarta; 2011, hal 3-4
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Dogma
[6] Ibid hal 6
[7] http://id.wikipedia.org/wiki/kristologi
[8] Mukti Ali, Agama –agama dunia cetakan pertama, PT hanindita Offset, yogyakarta; 1988, h 404
[9] http://giafidrisa.blogspot.com/2011/07/kristologi.html
[10] http://id.wikipedia.org/wiki/Kristologi
[11]http://books.google.co.id/books?id=Bhd_gRTZGtEC&pg=PA140&lpg=PA140&dq=sumber+dan+sifat+dogma&source=bl&ots=qQ4XO_VcVt&sig=pvmR0nL3-1bAkgPrRFHcmQsncvg&hl=id&sa=X&ei=Qra6UZiMDMi5rgeKwICACQ&redir_esc=y#v=onepage&q=sumber%20dan%20sifat%20dogma&f=false
[12] Mukti Ali, Agama –agama dunia cetakan pertama, PT hanindita Offset, yogyakarta; 1988, h  398 (paragraf ke3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar